Berikut update kecelakaan beruntun di Jalan Raya Singaraja Denpasar KM 48,9 Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (18/6/2022) sekira pukul 12.30 Wita itu menewaskan seorang pejalan kaki bernama Ni Wayan Wandani (30). Kecelakaan tersebut melibatkan bus pariwisata dengan 10 mobil dan 2 sepeda motor.
Bus tersebut ditumpangi sekira 45 orang siswa dan guru rombongan study tour salah satu sekolah SMP di Kota Surabaya, Jawa Timur. Terbaru, sopir bus berinisial AS (37) telah ditetapkan sebagai tersangka. "Pengemudi bus nopol B 7134 WGA berinisial AS telah ditetapkan sebagai tersangka dan telah kita lakukan penahanan," kata Kapolres Tabanan, AKBP Renefli Dian Candra, seperti dikutip dari Kompas.com .
Dia mengatakan, tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain. "Saat ini kita masih berproses pemeriksaan saksi saksi yang lainnya tentunya akan berkembang, tidak menutup kemungkinan adanya tersangka lain," sambungnya. Sementara itu, sopir bus mengaku sudah berusaha menghentikan laju bus, namun tetap tidak bisa.
Apalagi, jalanan saat itu dalam kondisi menurun. Sopir lalu memutuskan untuk mengemudi dengan cara zig zag. Hal itu bertujuan agar laju bus bisa dikendalikan.
"Saya berusaha agar mobilnya berhenti kalau saya buang ke kiri mungkin korban lebih banyak." "Habis itu di depan saya ada mobil itu yang saya tabrak, habis nabrak saya berusaha untuk bagaimana mobil itu berhenti," ungkapnya. AS mengaku menyesal dan kecelakaan itu bukan karena kesengajaannya.
Dia juga meminta maaf kepada para korban. "Saya sangat menyesali memang bukan saya sengaja, saya enggak sengaja," tambahnya. Mengutip Kompas.com , kecelakaan bermula saat bus pariwisata yang dikemudikan AS (38) melaju dari arah Singaraja menuju ke Denpasar.
Setibanya di lokasi kejadian, bus diduga mengalami rem blong dan tidak terkendali. "Setibanya di TKP, kendaraan (bus) sudah oleng tidak terkendali kemudian menabrak sebuah mobil Avanza yang datang dari arah berlawanan," kata Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra. Bus tersebut kemudian menabrak mobil Avanza dan AVP.
Setelah itu, bus menghantam 4 mobil dan 3 sepeda motor yang terparkir di bahu jalan. "Sekitar 400 meter dari TKP awal, bus terperosok di perkebunan warga sedalam sekitar 5 meter dari jalan umum," ungkapnya. Ni Wayan Wandani, warga Desa Baturiti tewas akibat kecelakaan tersebut.
Korban meninggal dunia karena ditabrak saat berjalan kaki usai sembahyang. Sementara, ada delapan orang lainnya mengalami luka lika. Ranefli menuturkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut.
"Pemeriksaan awal dari saksi penumpang dan sopir kuat dugaan rem blong, tapi pastinya masih kami lakukan penyelidikan," ucapnya. Dikutip dari , Ayu Kurnia, salah satu korban selamat menceritakan detik detik sebelum terjadinya kecelakaan. Saat itu, dirinya dari arah Denpasar menuju ke Bedugul, dan melihat bus itu sudah dalam kondisi berjalan zig zag.
Ketika itu, Ayu mendengar banyak warga berteriak supaya minggir karena bus mengalami rem blong. Ayu yang mengendarai sepeda motor berboncengan dengan temannya langsung lompat dan menghindari bus. Namun, sepeda motornya hancur.
"Dari sana (arah Bedugul sudah banyak orang bilang blong, jadi saya lompat saja." "Tidak ada luka, cuma motornya saja yang rusak," terangnya. Korban tewas, Ni Wayan Wandani, saat kejadian baru saja sembahyang Kuningan ke Pura.
Ternyata Ni Wayan Wandani mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan anak pertamanya yang masih duduk di bangku kelas 4 SD. Made Armawan, keluarga korban mengatakan, saat itu korban dan anak pertamanya pulang untuk mengambil banten atau ngelungsur. "Yang anak pertamanya sepertinya yang diajak, jadi saat kejadian anaknya didorong oleh korban supaya tidak tertabrak bus."
"Cuma korban saja yang tertabrak, lukanya korban parah dan dibawa ke Rumah Sakit Semara Ratih," katanya, Minggu (19/6/2022), seperti dilansir .